SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Rabu, 16 Februari 2011

kesalahan-kesalahan pada lagu anak kecil

Ternyata lagu anak-anak populer banyak mengandung kesalahan, mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi. Berikut buktinya:

"Saya telah 5 ... Balloons rupa-rupa warna ... merah, kuning, abu-abu .. merah muda dan biru ... meletus balon hijau, dorrrr!"
Perhatikan lima warna balon ini! Mengapa tiba-tiba muncul warna hijau? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5!
"Kapten ... aku punya pedang panjang ... kalau berjalan prok .. prok .. prok ... aku Kapten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedang, tapi di bait kedua dia cerita tentang sepatu (inkonsistensi). Dia harus konsisten, misalnya jika anda ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia bernyanyi: "Mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang) ... jika Anda berjalan prok .. prok .. prok ..". Sekarang ada cocok! Jika Anda ingin cerita tentang pedang, ia harus bernyanyi: "Mempunyai pedang panjang ... kalau berjalan ndul .. Gondal Gandul .. .. atau srek .. srek .. srek ..". Itu menurut kondisi pedang panjang!
"Bangun tidur ku terus mandi .. jangan lupa untuk sikat gigi .. membantu ibuku kamar mandi .. membersihkan tempat tidurku ..".
Catatan mandi segera setelah membersihkan tempat tidur. Lagu ini membuat anak-anak tidak dapat diprogram baik dalam menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Setelah mandi anak harus mengenakan pakaian tua dan tidak langsung membersihkan tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!
"Sampai-sampai ke puncak gunung .. tinggi .. sangat tinggi .. kiri dan kanan aku melihatnya .. banyak pohon cemara ..".
Lagu ini dapat membuat anak kehilangan konsentrasi, semangat dan motivasi! Pada awal lagu akan terkesan oleh semangat sebuah gunung yang tinggi untuk mendaki tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yang tajam mendaki lalu jadi bingung dan tidak tahu ingin melakukan, biasanya hanya berbelok ke kiri ke kanan aja, tidak maju, maju!
"Ambil kereta api tut .. tut .. tut. Yang ingin berkontribusi ke Bandung .. Surabaya .. bolehlah naik dengan naik percuma .. mari kita bergegas teman saya .. kereta saya tidak berhenti lama.."
Nah, yang ini parah! Ajari anak ketika dewasa ingin bebas saja. Pantesan PJKA rugi terus! Terutama rute dari Jakarta ke Bandung dan Jakarta-Surabaya!
"Di bagian atas pohon cempaka pipit .. mengatakan .. bersiul sepanjang hari dengan tidak jemu-jemu .. mengangguk-angguk sambil bernyanyi tri li li .. li .. li .. li .. li ..".
Hal ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan anak-anak kita kebenaran realitas. Finch bahwa jika Anda bernyanyi kedengarannya cuit .. cuit .. cuit ..! Jika tri li li li li bernyanyi kedengarannya jika orang, bukan burung!
"Pok ame ame .. belalang kupu-kupu .. makan siang untuk makan nasi, minum susu di malam hari ..".
Ini jelas merupakan suatu lagu untuk konsumsi orang dewasa dan anak-anak! Karena di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Jika seorang anak kecil, karena tidak diperbolehkan untuk makan nasi, jadi tidak pagi tidak minum susu malam tidak ya!
"Nina bobo oh nina bobo kalau tidak bobo digigit nyamuk."
anak-anak Indonesia diundang untuk tidur dengan lagu yang "mengancam".
"Bintang kecil di langit berwarna biru ...".
Bintang malam, ketika langit malam, bukan hitam?
"Ibu Kartini nama kami ... manis."
Namanya Kartini atau wangi?
"Pada hari Minggu saya membantu ayah saya ke kota Kududuk khusus. Gerobak naik di depan."
Yah, tidak sopan
"Hoe-cangkul, cangkul yang dalam, kami menanam jagung rumah perkebunan ...".
Jika Anda ingin menanam jagung, mengapa menggali lebih dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar